31 Desember 2009
Momen akhir tahun menggembirakan untuk sebagian orang, karena merayakan pergantian tahun yang dirasa begitu spesial. Momen akhir tahun juga menjadi refleksi akan apa yang sudah terjadi dalam 1 tahun dan juga membuka harapan dan keinginan baru di tahun berikutnya. Momen akhir tahun juga menjadi spesial bagi sebagian orang yang merayakan hari kelahirannya (ulang tahun). Momen akhir tahun juga menjadi tidak spesial bagi sebagian orang yang tidak bisa ikut dalam kegembiraan dan kesenangan menyambut tahun baru. Dan pada akhirnya, momen akhir tahun bisa menjadi sebuah cerita yang panjang bagi semua orang.
Momen Spesial
Menjadi spesial karena tentunya setiap perubahan diharapkan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Sebagian orang merayakannya dengan berpesta, berkumpul bersama keluarga, atau mengikuti acara-acara tahun baru yang diadakan oleh beberapa hotel, kafe ataupun tempat hiburan lainnya.
Momen Untuk Refleksi
Hendaknya pergantian tahun ini menjadi refleksi untuk kita akan apa yang terjadi selama satu tahun ke belakang di berbagai bidang kehidupan kita. Tentunya hal ini untuk lebih memacu kita untuk merubah ataupun menentukan target apa yang akan kita capai di tahun berikutnya.
Momen Hari Kelahiran
Sebagian orang merayakan hari lahirnya pada tanggal akhir tahun ataupun bahkan di tahun baru. Menjadi spesial karena bisa merayakan hari lahirnya pada tanggal yang juga spesial.
Momen Tidak Spesial
Hal ini tidak bisa dipungkiri, karena di tengah-tengah kegembiraan kita bersama, masih ada sebagian saudara kita yang tidak bisa merayakan kegembiraan ini. Para korban bencana alam, Orang yang kurang mampu, dll menjadi bagian dari momen pergantian tahun ini. Hendaknya hal ini juga menjadi refleksi kita semua dalam menyambut hari esok yang lebih cerah. Harapan digelintirkan dan semoga nasib orang Indonesia bisa menjadi lebih baik di hari-hari mendatang.
Kehilangan
Ya, Akhir tahun 2009 merupakan juga duka bagi bangsa Indonesia ini, dimana kita kehilangan 2 tokoh yang berbeda jaman namun punya kontribusi besar bagi kemajuan Bangsa Indonesia. Mereka adalah K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) sebagai mantan Presiden Republik Indonesia dan Frans Seda sebagai mantan menteri pada kabinet orde lama dan awal orde baru dan juga salah satu tokoh umat Katolik.
K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) tutup usia pada tanggal 30 Desember 2009 pada usia 69 Tahun merupakan sosok yang bisa dibilang fenomenal. Namun terlepas dari apapun kontroversi yang ada, jasa beliau sangatlah besar terhadap nasionalisme bangsa ini. Salah satu yang saya ingat adalah perjuangan Gus Dur (Alm.) untuk membuat Hari Raya Imlek menjadi libur fakultatif, sebelum pada akhirnya disahkan menjadi libur nasional pada era pemerintahan Megawati. Hal ini membuat orang takjub, karena mempelopori persatuan dan kesatuan bangsa kita dengan tidak membeda-bedakan etnis. Kemudian, beliau juga dekat dengan semua tokoh agama dari agama manapun. Hal ini merupakan cerminan yang patut dicontoh oleh kita semua dengan tidak menjadikan agama sebagai landasan untuk permusuhan, tetapi menjadikan persatuan dan kesatuan bangsa ini. Mungkin kalau kita ingat ucapan beliau “Tuhan Tidak Perlu Dibela”, setidaknya jadikan ini pedoman dalam kerukunan beragama. Ya, Indonesia mengakui beberapa agama dan hendaknya ini bukan menjadikan kita terpecah dalam perbedaan. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan hendaknya tidak membeda-bedakan Tuhan karena Tuhan itu satu, bukan banyak. Selamat jalan bapak bangsa, semoga engkau diterima di sisi Allah Yang Maha Kuasa.
In Memoriam:
Frans Seda tutup usia pada tanggal 31 Desember 2009 pada usia 83 Tahun. Beliau merupakan sosok orang yang juga dikenang oleh bangsa ini. Selain pernah menjabat sebagai menteri pada kabinet di orde lama dan awal orde baru, beliau juga merupakan salah satu tokoh umat Katolik Indonesia. Saya sebagai alumnus dari almamater Universitas Atma Jaya Jakarta tentunya sangat familiar dengan nama beliau yang memang juga salah satu tokoh penting dibalik perkembangan Atma Jaya. Selamat jalan pak Frans Seda, semoga diterima di sisi Allah Yang Maha Kuasa.
In Memoriam:
Refleksi Saya
Tahun 2009 buat saya merupakan tahun penuh perjuangan dimana jika kita ingat, kita melewati tahun yang penuh tantangan terutama di sisi ekonomi yang pada akhirnya menyebabkan adanya beberapa pengetatan pada organisasi dan kantor. Walaupun tantangan ini sangat berat, namun saya berusaha melaluinya dan harapan saya di tahun yang baru semoga kita semua bisa menatap masa depan yang cerah baik pribadi maupun kelompok. Saya ucapkan selamat Tahun Baru 1 Januari 2010 untuk semua rekan-rekan dan mari kita berdoa untuk kesuksesan kita bersama dan juga bangsa Indonesia kita tercinta.
Salam,
Raymond Engelbert