AI, GEN AI Everywhere. Catatan dari Event Tech Week, Singapore 09-10 Oktober 2024

Tanggal 09 Oktober 2024 lalu, saya dan beberapa orang dari kantor berkesempatan menghadiri event Tech Week 2024 di Singapore, tepatnya di Sands Expo & Convention Hall. Dalam 1 event ini ada banyak tema event yang ditampilkan seperti Cloud Expo Asia, Data Center World, dll. Banyak partisipan dari perusahaan teknologi yang membuka booth disana, sehingga visitor yang hadir bisa menjalin networking serta bisa juga hunting solusi yang dibutuhkan.

Yang menarik, memang kita tahu bahwa sejak tahun lalu, tren mengenai Artificial Intelligence (AI) mulai meningkat pesat. Dan tahun ini, makin berkembang pesat dengan Generative AI. Sangat banyak sekali booth dari yang kecil sampai besar, membicarakan tentang AI, atau misalkan solusinya tidak terkait langsung dengan AI, mereka sudah menyelipkan mengenai AI pada solusinya, meskipun kita belum tahu seberapa dalam AI yang dimaksud :).

Nah, jika AI dan Generative AI ini menjadi booming gila-gilaan, apakah solusinya bisa membantu tantangan transformasi digital yang ada saat ini? Mungkin itu pertanyaan paling umum. Lagipula, case study yang ada juga apakah sudah sebanding dengan cost yang harus dikeluarkan untuk mengimplementasikan solusi tersebut? Selain itu juga masih banyak kekhawatiran bahwa AI ini akan menggantikan manusia pada beberapa sektor pekerjaan. Jadi, tantangannya sangat banyak ya?

Kalau menurut saya sih, kita lihat saja booming teknologi yang pernah ada sebelumnya, seperti misalnya Cloud Computing pada awalnya, saat itu orang banyak meragukan Cloud karena 2 hal: Keamanan dan kekhawatiran bahwa Cloud Computing akan membuat orang IT kehilangan pekerjaan. Apakah keraguan itu terbukti sekarang? TIDAK, malah Cloud Computing berkembang pesat serta bisa membantu kompleksitas IT yang ada menjadi lebih baik, dan juga secara kebutuhan sumber daya manusia malah makin banyak kebutuhan tenaga IT. Kesimpulannya, yang terjadi adalah shifting/pergeseran peran, dimana tanpa memperhatikan dimana infrastruktur, platform itu berada, tim IT bisa bergerak lebih cepat dan dalam untuk arsitektur, R&D dan bahkan implementasi ke level production.

Kembali soal AI dan Generative AI, menurut saya ini akan menjadi hal yang sama dengan kasus Cloud Computing tadi. Saat ini sedang booming, dan juga beberapa produk maupun solusi juga sedang penetrasi ke market, apakah hal tersebut bisa menjadi solusi seutuhnya atau tidak, balik lagi soal kesiapan dari market dan tentunya sumber daya manusia tadi. Tetap perlu ada kompetensi yang dibangun terlebih dahulu terhadap sumber daya manusia, supaya nantinya solusi AI dan Generative AI ini bisa lebih tepat sasaran dan juga bisa lebih mature, sehingga bisa dibilang, AI dan Generative AI ini akan membantu percepatan transformasi digital, tanpa harus mengeliminir peran manusia dalam kesehariannya.

Kita bukan berandai-andai seperti film Terminator ataupun Transformers, dimana mesin bisa lebih cerdas menguasai manusia. Peran manusia tetap sangat penting dalam mengendalikan kecerdasan buatan ini, bahkan sebagai penyempurna dan membuat solusi AI dan Generative AI ini tepat sasaran.

Sebaik-baiknya sebuah solusi, tetap harus diperhitungkan secara matang. Hari ini juga kebetulan baca sebuah artikel mengenai prediksi AI bubble. Wah, belum apa-apa sudah diprediksi bubble. Berikut salah satu artikel mengenai hal tersebut: https://www.tomshardware.com/tech-industry/artificial-intelligence/baidu-ceo-warns-ai-is-just-an-inevitable-bubble-99-percent-of-ai-companies-are-at-risk-of-failing-when-the-bubble-bursts.

Pendapat saya, mungkin saja banyak yang latah saat ini terhadap booming dari tren AI ini, dan nantinya market sendiri yang akan memainkan survival of the fittest. Menarik untuk dilihat apakah prediksi tersebut akan terjadi, namun untuk saat ini, jika memang kita bermain di solusi AI, buatlah solusi tersebut tepat guna dan bisa solve banyak hal, sehingga investasi tinggi yang dikeluarkan tidak menjadi sia-sia.

Dari sisi hardware, di sub event Data Center World kemarin juga banyak vendor yang mulai berlomba-lomba membuat solusi Liquid Cooling (dan juga berbasiskan AI) untuk GPU. Ini sejalan dengan meningkatnya penggunaan GPU sebagai salah satu hardware yang digunakan dalam proses AI seperti modelling dan machine learning. Ke depannya juga akan banyak penyedia layanan yang memberikan layanan GPU-as-a-Services sebagai pendukung untuk para vendor AI.

Akhir kata, semoga AI dan Generative AI ini bisa menghadirkan banyak solusi untuk banyak sektor, sehingga peran manusia bisa shifting juga ke hal-hal yang lebih produktif yang tentunya dibantu oleh AI ini.

Bonus foto malam di sekitar Clarke Quay:

Salam,

Raymond

Hunting Kopi di Singapura (2024)

Mungkin jadi pertanyaan, ngapain sih hunting kopi jauh-jauh ke Singapura, sementara Indonesia sendiri sudah banyak kedai kopi berkualitas.

Jadi begini ceritanya, akhir Januari 2024 ada personal trip ke Singapura dalam rangka nonton konser Coldplay Music of the Spheres World Tour hari terakhir 31 Januari 2024. Nah, karena hunting tiket pesawat supaya dapat yang murah, akhirnya malah banyak waktu untuk jalan-jalan di Singapura. Sempat bingung mau ngapain, sampai akhirnya dapat rekomendasi dari teman untuk hunting kopi. Ya, saya memang coffee addict, terutama manual brew yang flavor.

Oke, awalnya dapat rekomendasi 6 tempat, tapi akhirnya jadi total 12 tempat yang saya coba karena ada tambahan rekomendasi dari sepupu saya yang tinggal di Singapura. So, inilah tempat kopi yang saya kunjungi beserta review singkat apa yang saya pesan:

Alchemist – The Heeren
Lokasi ada di The Heeren – Orchard. Disini saya order pourover yang varian Ethiopia Koke Shalaye NA. Dengan flavor Red Cherry, Raspberry, Sage Leaf, harusnya ini hasilnya enak, entah mengapa hasilnya terlalu flat buat saya. Kelihatannya karena ramai jadi brewingnya kejar waktu.

Apartment Coffee
Lokasi ada di Selegie road, saya order yang varian Ethiopia Diima Danche Lot 2 dengan flavor Apricot, Strawberry, Redcurrant. This is the best brewing so far, selain hospitality servicenya juga sangat bagus. Dapat informasi juga bahwa ini pemain lama jadi ga heran hasil brewingnya enak banget.

    PPP Coffee
    Lokasi ada di Funan Mall. Saya order yang varian Ethiopia Suke Quto dengan flavor Peach, Earl Grey Tea, Citrus finish. Brewingnya juga enak. Nah PPP ini branch dari CSHH (Chye Seng Huat Hardware), dan kabarnya original branchnya itu lebih enak. Next time on my list.

    KopiTeori
    Ini brand asal Sulawesi, di Singapura lokasi ada di North Bridge Rd. Bisa dibilang untuk manual brew disini pricingnya murah meriah, tapi hasil brewingnya mantab. Saya pesan Argopuro Walida. Acidnya sih saya suka ya.

    Nylon Coffee
    Nah ini yang selalu masuk rekomendasi dan juga selalu disebut jika ngobrol sama barista sana. Bisa dibilang ini benchmark atau sesepuh yang dihormati kali ya. Beans dan brewingnya sih ga perlu ditanya kalau udah masuk rekomendasi sana sini. Lokasi ada di Everton Park, dekat MRT Outram Park. Saya pesan yang varian Colombia La Estrella dengan flavor Grapefruit, Pink Peach, Bergamot, Jasmine. Enak pokoknya enak. Oh ya, disini kalau antri ya bersabar aja karena kadang kalau lagi peak antriannya lumayan, tapi pelayanan tetap oke kok.

    Homeground
    Lokasi di Teo Hong Rd, dekat juga dengan MRT Outram Park. Iseng coba Colombia Las Marias dengan flavor Port Wine, Blackberry, Raspberry, 70% Dark Chocolate, Dried Cranberry. Harga lumayan pricey, karena saya jelasin ke baristanya minta yang more acid makanya dia rekomen Las Marias ini karena karakternya winey. But, meskipun pricey, beans ini oke banget sih, enak seger wineynya berasa dipadu dengan chocolate taste. Berasa paduan fruity, winey, bold jadi satu.

    Asylum Coffehouse
    Lokasinya ada di Jalan Besar pas di tikungan. Saya pesan yang El Salvador – Bourbon & Pacas dengan flavor Pink Guava, Dark Cherries, Molasses. Hasil brewingnya enak. No more comment.

    Zerah Coffee Roasters
    Lokasinya ada di salah satu apartemen di North Bridge road, tepatnya di belakang ICA building. Disini saya pesan yang Colombia Wilton Benitez Sudan Rume dengan flavor Redcurrant, Peach, Jasmine. Hasil brewing enak, dan sempat ngobrol sebentar sama baristanya soal perkopian di Singapura tapi gak lama karena sudah menjelang jam tutup.

    Tiong Hoe Specialty Coffee- Vivo City
    Ini ada beberapa cabang, saya coba yang di Vivo City mall, tepatnya ada di dalam Fair Price Xtra. Terus terang saya lupa order yang varian apa karena ga sempat foto juga, tapi kalau gak salah salah satu varian Ethiopia. Hasil brewing enak, apalagi sebelumnya barista kasih smell tastenya setelah biji digiling. Sembari brewing, sembari ngobrol soal dunia perkopian di Singapura. Again, nama Nylon kembali disebut :).

    Abseil
    Lokasi ada di Tanjong Pagar, tepatnya di Eon Shenton. Antri agak lama karena tempatnya memang kecil dan lagi gak pengen take away, akhirnya sambil nunggu ya ngobrol sama baristanya. Disini saya coba varian Ethiopia Hamasho dengan flavor Grape Candy, Apple, Darjeeling Tea. Terus terang ini flavor pas banget karena paduan flavor kesukaan saya semua, apalagi finishing taste darjeelingnya enak.

    Kurasu The Stand – Orchard
    Yup ada di dekat MRT Somerset tepatnya di Orchard Building. Ini cafe dari Kyoto, yang di Jakarta juga sudah ada, tapi saya belum pernah coba di Jakarta. Order yang Ethiopia Hamasho juga namun flavornya beda dengan abseil yaitu Lemon, Peach, Guava, Cider, Black Tea, Floral. Again meskipun light roast, hasil brewingnya enak, begitu juga dengan after tastenya.

    Equate Coffee – Orchard
    Tadinya mau coba yang di Tanjong Pagar tapi jam tutupnya cepat jadi coba yang di Orchard. Karena weekend dan hujan, jadi Orchard sangat ramai. Lokasi ada di Orchard Central, awalnya queue tapi pas ditanya 1 orang mau di meja bar, saya oke jadi biar masuk duluan. Order varian Colombia Luis Anibal dengan flavor Figs, Yellow Plum, Cranberry, Milk Chocolate. Not bad, masih enak dinikmati, hanya saja konsep cafenya ya memang buat socialized instead of buat nikmati kopi.

    Lengkap sudah review 12 tempat. Next time kesana mau coba tempat lain dan possible revisit beberapa tempat yang saya suka.

    Kesimpulan dan juga sesuai hasil ngobrol dengan beberapa barista disana, bisa dibilang sudah 2-3 tahun belakangan ramai pemain kopi disana, hanya saja karena biji kopi semuanya impor, jadi disana berkreasi dengan washing, roasting, flavor, yang akhirnya bikin sangat banyak opsi buat penikmat kopi khususnya penggemar flavor seperti saya. Satu hal yang perlu diingat, karena semuanya impor, jangan kaget dengan harga per cangkir kopi yang memang lumayan mahal jika dibandingkan dengan harga secangkir kopi di Indonesia.

    Kalau disuruh pilih dari 12 itu juaranya siapa, ya kira-kira ini menurut saya:
    The best brewing: Apartment
    The best beans: Nylon & Homeground
    The best flavor: abseil

    Mudah-mudahan bisa jadi referensi ya, review ini murni pendapat pribadi dan tidak dibayar pihak manapun.

    Cloud Computing, Bagaimana Perkembangannya Sekarang?

    Saya mungkin bukan pakar dalam hal ini, namun berbicara mengenai cloud computing, mungkin bisa dibilang bahwa cloud computing ini sudah ada jauh sejak lama. Sederhana saja, sejak kita mengenal internet, kita sudah menggunakan layanan seperti e-mail maupun messenger dimana kita hanya tahu bisa menggunakan layanan tersebut selama terkoneksi ke internet dan tidak peduli bagaimana sistem maupun server tersebut ada dimana. Itulah contoh nyata penggunaan layanan cloud yang sudah berlangsung sejak lama.

    Seiring berjalannya waktu, cloud computing didiferensiasikan menjadi beberapa area dasar seperti IaaS (Infrastructure as a Services), PaaS (Platform as a Services), SaaS (Software as a Services), dan juga pengembangan lainnya yang menjurus ke solusi seperti DRaaS (Disaster Recovery as a Services), GPU as a Services/GPU Cloud Computing, IoT Platform SaaS, dan masih banyak lagi. Hal ini tidak terlepas dari majunya ekosistem digital yang pada akhirnya memaksa banyak orang maupun pelaku industri berbondong-bondong menjalankan Transformasi Digital. Banyak jargon yang kita kenal dalam periode ini seperti Industry 4.0, hingga sekarang yang sedang tren yaitu Metaverse.

    Saya tidak akan bahas secara teknis tentang solusi-solusi yang ada karena materi tersebut sekarang mudah didapatkan di internet, tapi saya teringat bahwa pada tahun 2009 saya sempat bekerja di salah satu provider cloud lokal dan membangun layanan SaaS saat itu, serta pada tahun 2011 saya sempat mengikuti salah satu event di Singapore yang terkait Cloud Computing yang liputannya bisa dibaca disini: https://raymondxrays.web.id/2011/10/18/hp-media-event-inovasi-bisnis-cloud-dengan-hp-converged-infrastructure-marina-bay-sands-singapura-18-oktober-2011/

    Jadi ceritanya, lagi iseng baca tulisan saya waktu itu, ada beberapa hal yang saya lihat seperti prediksi yang sudah menjadi nyata saat ini, seperti pertumbuhan bisnis Cloud Computing diakibatkan dari 3 hal yaitu Faktor Ekonomi, Faktor Sosial dan Faktor Perubahan Teknologi. Faktor Ekonomi, ini sangat jelas bahwa dari dulu sebuah divisi IT selalu dianggap sebagai Cost Center, jadi seiring berjalannya waktu IT dituntut untuk menjadi profit center dan disinilah Cloud Computing mempunyai peranan yang bisa mengubah CAPEX menjadi OPEX. Faktor Sosial, kita lihat bagaimana kita melakukan kegiatan sehari-hari saat ini, serba online baik dari belanja, booking transportasi, layanan medis, dll semua praktis dari gawai yang kita punya. Faktor Perubahan Teknologi, ini jelas menjadi penggerak, dimana untuk mewujudkan itu semua, perkembangan teknologi sangat berperan dalam hal ini, contoh sederhananya adalah virtualisasi, dimana sebuah sistem besar tidak lagi equal dengan banyaknya jumlah hardware yang digunakan, apalagi virtualisasi jaman sekarang bukan hanya berbicara mengenai komputasi saja melainkan juga jaringan, penyimpanan data, dll.

    Kemudian mengenai prediksi bahwa RRC menjadi market terbesar kedua di dunia untuk data center, kalau kita melihat sekarang, dominasi RRC di market data center dan cloud computing juga besar dan bersaing dengan penyedia layanan cloud computing global.

    Bagaimana dengan pemain lokal? Umumnya pemain lokal sering dipandang sebelah mata, namun sejatinya mulai banyak pemain lokal yang serius di bisnis cloud computing ini, dan ada juga pemain lokal yang mempunyai arsitektur mirip dengan pemain global. Jadi secara solusi yang ditawarkan bisa dibilang cocok untuk kebutuhan perorangan maupun perusahaan hingga skala enterprise. Jika pemain global punya arsitektur Multi Region dan Multi Zone, maka pemain lokal saat ini sudah ada arsitektur Multi Zone. Keuntungan yang bisa didapat dari arsitektur Multi Zone ini adalah pengguna bisa menempatkan/menggunakan layanan pada 2 zona atau lebih sehingga pengguna mempunyai backup maupun replikasi yang menjaga uptime dari sistem mereka.

    Lalu bagaimana dengan tantangan yang dimiliki pemain lokal? Kalau saya lihat, masih sama dengan 10 tahun lalu dimana masih banyak yang meragukan kualitas penyedia lokal, padahal dengan teknologi IT yang ada sekarang, kualitas yang dipunyai penyedia lokal tidak kalah dengan pemain global dengan nama besar. Jadi kembali ke pengguna, bisa mencoba terlebih dahulu layanan dari penyedia lokal, jika cocok ya lanjut. Saya pun menggunakan web hosting dari penyedia lokal dan sejauh ini performanya sangat baik untuk kebutuhan saya.

    Cloud Computing masih akan terus berkembang ke depannya, kita tidak tahu akan ada solusi apa lagi dalam 10 tahun ke depan, namun bisa saya bilang bahwa Cloud Computing sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, bahkan sejak lama tanpa kita sadari, tinggal bagaimana bisa memanfaatkan dengan baik.

    Akhir kata, ini hanya sekedar coretan saja dari sudut pandang saya selama mencari nafkah di industri IT.

    Salam,

    Raymond

    Hello world! 2021 In The End…

    Hanya test posting lagi, 5 tahun setelah absen blogging. Semoga bisa rutin corat-coret lagi.

    Kok bisa niat itu muncul lagi? Ya, karena sebelumnya pakai wordpress yang free, lama gak terurus, sekarang migrasi ke Neo Web Hosting dari Biznet Gio Cloud, sekalian test kehandalannya. Sejauh ini oke sih pakai hosting ini.

    So, karena sudah penghujung tahun 2021, dan sudah 2 tahun ini lewati pandemi, semoga semua sehat selalu dan kita bisa segera lalui pandemi ini.

    Salam,

    Raymond

    2016, Tak Terasa

    Dulu sangat rajin menulis di blog ini, meskipun hanya topik-topik yang tidak berguna sama sekali. Dan tidak terasa, posting terakhir itu pada tanggal 27 Desember 2012. Hari ini tanggal 21 Januari 2016. Wow, lama juga ya?

    Ya, memang semenjak posting terakhir, banyak kesibukan seperti mempersiapkan pernikahan, ditambah saat itu sedang sangat banyak pekerjaan, jadilah blog ini terbengkalai.

    Setelah kemarin coba lihat-lihat blog ini lagi, kangen rasanya coret-coret disini meskipun topiknya tidak berguna.

    Ya, dalam 3 tahun terakhir banyak sekali aktifitas yang menyita waktu, ditambah lagi anak pertama saya lahir pertengahan 2015 lalu, jadilah sekarang harus meluangkan waktu di keluarga, selain tentunya masih aktif bermain di komunitas. Kali ini sudah agak pasif di komunitas IT, hanya memantau secara online. Saya mencoba mencari teman-teman baru di komunitas mobil, meskipun mobil bukan bidang keahlian saya, tapi bisa banyak belajar dari rekan-rekan yang lebih mengerti.

    Bergabung di komunitas, apalagi yang memang arah dan tujuannya positif, bisa memberi banyak manfaat, bukan hanya menambah teman. Disitu kita bisa saling sharing mengenai suatu hal, bisa mengenal banyak hal baru, dan tentunya semangat sebuah komunitas itu sama, berbagi hal positif satu sama lain tanpa memperdulikan latar belakang (siapa pakar dan siapa newbie).

    Begitulah, roda kehidupan terus berputar, yang penting jalani aja. Rejeki sudah diatur oleh Yang Di Atas.

    Senang rasanya bisa kembali corat-coret disini.

     

    Salam,

    Raymond Engelbert

    [Rilis] Ebook Exchange 2010 High Availability Lab (Bahasa Indonesia)

    Setelah tertunda cukup lama (1 tahun, https://ucxrays.wordpress.com/2011/12/29/penundaan-rilis-e-book-exchange-2010-high-availability-lab/), akhirnya pada kesempatan ini saya rilis ebook tentang Exchange 2010 High Availability Lab berbahasa Indonesia yang tentunya gratis.

    Tertunda, karena ada pekerjaan sehari-hari yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga ada prioritas utama yang harus dikerjakan. Namun, karena janji adalah hutang, seberapa lamanya pun tetap harus dilunasi.

    Maka dari itu, semoga ebook ini bisa menjadi sedikit panduan bagi rekan-rekan yang ingin memulai mendalami tentang Database Availability Group di Exchange 2010. Tidak terlalu dalam memang, tapi ilmu akan bermanfaat jika bisa dibagi.

    Silahkan mengunduh dengan klik gambar dibawah (tautan menuju tempat unduh ebook tersebut di Skydrive).

    cover (art)

     

    Akhir kata, semoga bermanfaat dan mohon maaf sekali lagi terkait tertundanya rilis ini (terutama untuk rekan-rekan MUGI Surabaya dan MUGI Malang yang sempat ikut workshop materi ebook ini di Surabaya tahun 2011 lalu). Mudah-mudahan saya masih bisa berkarya dengan ebook lainnya di kemudian hari.

     

    Salam,

    Raymond Engelbert

    Exchange 2013 Mencapai RTM

    Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Exchange 2013 sudah mencapai versi RTM dengan ditandai sign off build dari code Exchange 2013 pada bulan Oktober 2012 lalu. Detail mengenai informasi tersebut bisa dibaca di blog dari tim Exchange Server: http://blogs.technet.com/b/exchange/archive/2012/10/11/the-new-exchange-reaches-rtm.aspx

    E15

     

    Dengan mencapai versi RTM, maka bisa dibilang bahwa ini adalah versi Exchange 2013 yang akan dirilis ke pasaran pertama kali. Software ini akan tersedia sekitar awal tahun 2013. Untuk pelanggan Volume Licensing, sudah bisa mengunduh software ini pada pertengahan November 2012.

    Selain Exchange 2013, keluarga produk Office 2013, Lync 2013 dan Sharepoint 2013 juga mencapai RTM.

    Selamat datang Exchange 2013, Office 2013, Lync 2013 dan Sharepoint 2013.

     

    Salam,

    Raymond Engelbert

    Outlook Mobile Access (OMA) di Exchange 2010 SP2

    Outlook Mobile Access (OMA), fitur ini sebenarnya tidak asing di dalam infrastruktur Exchange. Hanya saja karena tidak terlalu populer dibandingkan Outlook Web Access (OWA) serta Exchange ActiveSync, membuat fitur ini jarang sekali digunakan.

    Outlook Mobile Access (OMA) sebenarnya merupakan webmail, namun dioptimalisasikan untuk dibuka pada browser di mobile phone. Tampilannya sangat ringkas sekali, tidak ada gambar apapun, hanya berupa teks dan link saja. Fitur ini terakhir muncul di Exchange 2003 dan dihilangkan sejak Exchange 2007. Entah karena alasan apa, fitur ini kembali muncul di Exchange 2010 SP2.

    Namun ada sedikit perbedaan untuk OMA di Exchange 2010 SP2 ini dengan Exchange 2003, yaitu cara mengaksesnya. Jika dulu menggunakan path /oma setelah alamat Exchange yang dipublish, maka pada Exchange 2010 SP2 ini path tersebut ada di dalam OWA, sehingga untuk membuka OMA di Exchange 2010 SP2, pathnya menjadi /owa/oma setelah alamat Exchange yang dipublish. Sebagai contoh mail.<domain>.com/owa/oma.

    Berikut beberapa tampilan OMA di Exchange 2010 SP2 yang saya coba akses melalui perangkat Apple iOS menggunakan Safari mobile browser:

    IMG_2086

    IMG_2087

    IMG_2088

    IMG_2089

    IMG_2091

    IMG_2092

     

    Akhir kata, semoga informasi ini bermanfaat.

     

    Salam,

    Raymond Engelbert

    Lepide Exchange Recovery Manager (Review)

    Lepide Exchange Recovery Manager merupakan satu dari sekian tools untuk recovery item dari Exchange Server yang ada di pasaran. Tools seperti ini tentunya menjadi penting bagi tim IT yang di perusahaannya menggunakan Exchange Server. Bayangkan apabila ada kejadian dimana terjadi corrupt di sisi mailbox (baik database maupun isi dari mailbox), dan anda perlu restore sesegera mungkin. Bayangkan juga kasus dimana hanya satu item yang ingin direstore dari ribuan mailbox, tentunya butuh tools yang bisa recovery dengan cepat.

    Versi Exchange 2010 sudah didukung untuk tools ini, bahkan kita juga bisa menggunakan tools ini sebagai sarana migrasi ke Office 365. Fitur yang disediakan oleh tools ini antara lain Repair database yang corrupt (extract item ke PST), Restore item secara granular, Restore OST, Email Search, Konversi EDB ke PST, Extract dari Exchange Backup, Migrasi Data (antar Exchange atau ke Office 365).

    Saya mencoba beberapa fitur yang ada, terutama untuk search item dalam database Exchange (baik online maupun offline), serta kapabilitas untuk extract ke PST ataupun single item restore. Versi trial dari Lepide Exchange Manager bisa diunduh disini.

    Berikut tampilan saat membuka database Exchange yang offline:

    clip_image002

    clip_image002[6]

    clip_image002[8]

     

    Berikut tampilan saat membuka mailbox yang online:

    clip_image002[10]

    clip_image002[12]

    clip_image002[14]

     

    Kita bisa export item ke PST:

    clip_image002[16]

    clip_image002[18]

     

    Atau bisa juga import single item ke PST:

    clip_image002[20]

    clip_image002[22]

    clip_image002[24]

    clip_image002[26]

    clip_image002[28]

     

    Terakhir, tools ini juga mempunyai fitur reporting:

    clip_image002[30]

    clip_image002[32]

    clip_image002[34]

    clip_image002[36]

     

    Kesimpulan saya, tools ini sangat bermanfaat untuk recovery item dari Exchange server, dan juga mudah untuk digunakan. Fitur-fitur yang disediakan termasuk cukup lengkap. Ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk tim IT anda. Semoga review ini bisa bermanfaat.

    Tentang Lepide

    Lepide memulai perjalanannya pada tahun 2005 dengan nama awal Nucleus Data Recovery, dengan beberapa produk yang superior di area email recovery, password recovery, data recovery dan email migration serta file repair. Tahun 2010, berganti nama ke Lepide Software dan membawa semua tools baik data recovery dan network management menjadi satu badan usaha. Hingga kini, tools Lepide banyak digunakan di berbagai lini seperti IT Security, IT Management maupun IT Enterprise Level.

    Jika anda ingin mencoba tools diatas, bisa langsung mengunduh versi trialnya di website Lepide.

    NB: Saya menulis review ini setelah dengan mencoba versi trial yang bisa diminta melalui halaman website Lepide. Tidak ada bayaran apapun dari review yang saya berikan ini, dan hanya ditujukan untuk informasi saja. Hak cipta produk Exchange Recovery Manager ada pada Lepide.

     

    Salam,

    Raymond Engelbert

    Stellar EDB to PST Converter (Review)

    Microsoft Exchange (berbagai versi) banyak digunakan saat ini oleh berbagai level perusahaan. Kolaborasi, Anywhere Access serta kemudahan dalam penggunaan di sisi client menjadi banyak alasan Exchange digunakan. Di sisi tim Teknologi Informasi, fitur High Availability dari Exchange Server juga menjadi pertimbangan agar bisa tetap menyediakan layanan email bagi client. Selain High Availability, backup secara berkala juga harus menjadi pertimbangan agar data selalu aman dan tersedia bila terjadi problem.

    Stellar, sebagai salah satu perusahaan yang membuat banyak tools, juga mempunyai tools yang berguna bagi tim teknologi informasi yaitu EDB to PST Converter. Tools ini bisa digunakan untuk melakukan ekspor mailbox item (bisa hingga single item) ke PST. Salah satu keunggulan tools ini adalah bisa melakukan ekspor dari mailbox yang bersifat online maupun offline:

    clip_image002

    clip_image002[5]

     

    Konversi dari mailbox database ke single item recovery sangat berguna dalam kondisi user membutuhkan recovery secara cepat. Terkadang kehilangan satu atau beberapa item dari email bisa menjadi masalah tersendiri bagi tim teknologi informasi apabila tidak bisa menyediakan tools recovery yang cepat dan tepat guna.

    Untuk melakukan ekspor isi dari mailbox database, pastikan user yang anda gunakan mempunyai hak untuk membuka mailbox user lain. Ini penting untuk menjaga agar hanya yang didelegasikan saja yang bisa membuka mailbox tersebut (dalam hal ini tim teknologi informasi).

    Berikut adalah tampilan dari proses konversi terhadap mailbox database yang online:

    clip_image002[7]

    clip_image002[9]

    clip_image002[11]

    clip_image002[13]

     

    Dan berikut ini tampilan proses untuk mailbox database yang offline:

    clip_image002[15]

    clip_image002[17]

    clip_image002[19]

    clip_image002[21]

     

    Kesimpulan saya terhadap produk ini, sangat berguna untuk quick recovery terhadap kehilangan mailbox ataupun single item di dalam satu mailbox. Dengan sifat tools yang sederhana, kehandalannya yaitu tidak harus mailbox database tersebut online, namun juga bisa dibaca secara offline. Sangat direkomendasikan untuk tim teknologi informasi yang menggunakan Exchange sebagai mail server dan butuh tools yang bisa membantu recovery dari accident terhadap database maupun kesalahan user.

    Tentang Stellar

    Sejak 1993, Stellar adalah penyedia solusi data recovery yang berorientasi terhadap pelanggan, membuat mereka kembali tersenyum setelah menghadapi situasi kehilangan data yang kritis. Dengan kekuatan kehadiran di Amerika, Eropa dan Asia, saat ini Stellar punya lebih dari 1 juta pelanggan yang senang, tersebar di sekitar 170 negara. Pelanggan Stellar termasuk perusahaan skala besar dan juga pengguna individu.

    Misi Stellar adalah untuk tetap membangun tool sederhana yang powerful dan lengkap untuk recovery data dan password, perbaikan, maintenance dan backup secara aman.

    Keuntungan Stellar:

    – Terbanyak pilihan untuk Software Recovery Tools secara worldwide

    – Dukungan 24 jam (Senin s/d Jumat)

    – Policy uang kembali dalam 30 hari untuk produk software

    – Policy tidak ada charge untuk tidak ada data, berlaku terhadap layanan data recovery

    – Lab Teknologi State of Art

    – Microsoft Certified Gold Partner

    – Sertifikasi ISO 9001:2008

     

    NB: Saya menulis review ini setelah dengan mencoba versi trial yang bisa diminta melalui halaman website Stellar. Tidak ada bayaran apapun dari review yang saya berikan ini, dan hanya ditujukan untuk informasi saja. Hak cipta produk EDB to PST Converter ada pada Stellar.

     

    Salam,

    Raymond Engelbert